Kini telah terbit Maktabah Syamilah Versi Terbaru. Maktabah Syamilah Versi Terbaru ini memuat kurang lebih 6600 kitab. file rar secara keseluruhan sekitar 4 GB, dan setelah di extrak menjadi sekitar 14 GB.
Beberapa kelebihan Maktabah Syamilah Versi Terbaru dibanding versi sebelumnya adalah :
- Lebih lengkap. Pada versi sebelumnya dijumpai beberapa kitab yang tercantum dalam index, namun data (isi) tidak ada. dan pada versi terbaru ini relatif lebih lengkap.
- Proses pencarian data lebih cepat.
Apabila anda kesulitan mendapatkannya, silahkan download disini. Postingan ini merupakan file dalam bentuk rar berjumlah 39 file, plus file upgrade.
Petunjuk :
1. Silahkan download semua file dalam kategori Maktabah Syamilah Terbaru sejumlah 39 file. (dalam mendownload tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama).
2. Setelah semua didownload, semua dikumpulkan dalam satu folder.
3. Kemudian silahkan di extrak, dengan cara meng-klik 2X pada file pertama. maka secara otomatis akan mengextrak kesluruhan file.
4. Tunggu sampai selesai (dalam meng-extrak membutuhkan waktu yang agak lama).
5. Setelah selesai proses extraknya maka akan muncul file hasil extrak dalam bentuk folder tersendiri.
6. Selanjutnya silahkan meng-install dengan mengikuti petunjuk yang ada.
Apabila anda men-download di situs asalnya merasa kesulitan, mungkin postingan ini dapat memberi solusi. Seluruh file maktabah syamilah versi 3.5 ini sudah dipecah menjadi 39 file.
Silahkan "klik" icon Maktabah Syamilah Versi 3.5-1 s/d 39
Namun apabila anda merasa kesulitan, dapat memesan kepada kami melalui e-mail : pustaka.alhikmah@gmail.com
Semoga bermanfa'at. Amiin
Silahkan download...
Syamilah Versi 3.5. file rar-1
Syamilah Versi 3.5. file rar-2
Syamilah Versi 3.5. file rar-3
Syamilah Versi 3.5. file rar-4
Syamilah Versi 3.5. file rar-5
Syamilah Versi 3.5. file rar-6
Syamilah Versi 3.5. file rar-7
Syamilah Versi 3.5. file rar-8
Syamilah Versi 3.5. file rar-9
Syamilah Versi 3.5. file rar-10
Syamilah Versi 3.5. file rar-11
Syamilah Versi 3.5. file rar-12
Syamilah Versi 3.5. file rar-13
Syamilah Versi 3.5. file rar-14
Syamilah Versi 3.5. file rar-15
Syamilah Versi 3.5. file rar-16
Syamilah Versi 3.5. file rar-17
Syamilah Versi 3.5. file rar-18
Syamilah Versi 3.5. file rar-19
Syamilah Versi 3.5. file rar-20
Syamilah Versi 3.5. file rar-21
Syamilah Versi 3.5. file rar-22
Syamilah Versi 3.5. file rar-23
Syamilah Versi 3.5. file rar-24
Syamilah Versi 3.5. file rar-25
Syamilah Versi 3.5. file rar-26
Syamilah Versi 3.5. file rar-27
Syamilah Versi 3.5. file rar-28
Syamilah Versi 3.5. file rar-29
Syamilah Versi 3.5. file rar-30
Syamilah Versi 3.5. file rar-31
Syamilah Versi 3.5. file rar-32
Syamilah Versi 3.5. file rar-33
Syamilah Versi 3.5. file rar-34
Syamilah Versi 3.5. file rar-35
Syamilah Versi 3.5. file rar-36
Syamilah Versi 3.5. file rar-37
Syamilah Versi 3.5. file rar-38
Syamilah Versi 3.5. file rar-upgrade
Apabila kesulitan... silahkan memesan kepada kami
Monday, February 22, 2010
MATEMATIKA ALAM SEMESTA
MATEMATIKA ALAM SEMESTA
Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an
Penulis : Arifin Muftie
Cetakan I, Rabiul awal 1425/Mei 2004
Diterbitkan oleh: PT Kiblat Buku Utama Bandung
Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum. Bagi Muslim yang beriman, tidak ada bedanya apakah al-Qur'an diciptakan dengan "hitungan" atau tidak, mereka tetap percaya bahwa kitab yang mulia ini berasal dari Tuhan Yang Esa. Pencipta (banyak) alam semesta, yang mendidik dan memelihara manusia. Namun bagi sebagian ilmuwan, terutama yang Muslim, yang percaya bahwa adanya kodetifikasi alam semesta, baik kitab suci, manusia maupun objek di langit, adalah suatu "kepuasan tersendiri" jika dapat menemukan hubungan-hubungan tersebut. Al-Qur'an adalah salah satu mahakarya yang diturunkan dari langit, untuk pedoman umat manusia, berlaku hingga alam semesta runtuh. Ia menggambarkan masa lalu, sekarang dan masa depan dengan cara yang menakjubkan. Prof. Palmer seorang ahli kelautan di Ainerika Serikat mengatakan "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur'an beberapa tahun yang lalu" .2
Walaupun begitu, tidak semua orang dapat memperoleh hikmah. Bagaimana pembaca bisa memahami keindahan alQur'an tanpa mengetahui ilmunya? Contoh yang paling sederhana adalah ayat 68-69 Surat Lebah atau an-Nahl, yang menceritakan aktivitas lebah "mendirikan sarang dan mencari makan".
Ayat tersebut menggunakan bentuk kata kerja femina, karena memang yang mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina. Lebah jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya.3 Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 pun tidak tahu bagaimana cara membedakan lebah jantan dan lebah betina7 Terlebih, memahami bahwa lebah betinalah yang mencari makan, bukan sebaliknya. Jika Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja femina. Lebah jantan digambarkan oleh al-Qur'an pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.
Teknik-teknik seperti inilah yang disebut ilmuwan dengan coding isyarat-isyarat di alam semesta, atau-meminjam istilah Malik Ben Nabi 4 "tanda-tanda" atau ayat bagaikan "anak panah yang berkilauan".
"Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat menerima pelajaran". (ar-Ra'd 73: 19)
Buku ini tidak ditulis untuk membahas ilmu pengetahuan dalam al-Qur'an, tetapi tentang Kitab Mulia al-Qur'an dan kodetifikasi bilangan prima. Bilangan prima ini dipercaya oleh sebagian besar ilmuwan sebagai bahasa universal dan berhubungan dengan desain kosmos. Bagi sebagian kecil ilmuwan Muslim, mereka tidak akan heran bila menemukan dalam alQur'an, ratusan struktur matematik dalam bilangan prima, khususnya prima kembar, karena sebelumnya memang telah menduga hal tersebut. Bahkan sebagian besar mufasir modern percaya bahwa al-Qur'an memuat hal-hal yang mengantisipasi masa depan, "ramalan-ramalan ilmiah" atau prophecy yang menyangkut generasi mendatang .
Untuk mendapatkan Buku ini silahkan DOWNLOAD
Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an
Penulis : Arifin Muftie
Cetakan I, Rabiul awal 1425/Mei 2004
Diterbitkan oleh: PT Kiblat Buku Utama Bandung
Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum. Bagi Muslim yang beriman, tidak ada bedanya apakah al-Qur'an diciptakan dengan "hitungan" atau tidak, mereka tetap percaya bahwa kitab yang mulia ini berasal dari Tuhan Yang Esa. Pencipta (banyak) alam semesta, yang mendidik dan memelihara manusia. Namun bagi sebagian ilmuwan, terutama yang Muslim, yang percaya bahwa adanya kodetifikasi alam semesta, baik kitab suci, manusia maupun objek di langit, adalah suatu "kepuasan tersendiri" jika dapat menemukan hubungan-hubungan tersebut. Al-Qur'an adalah salah satu mahakarya yang diturunkan dari langit, untuk pedoman umat manusia, berlaku hingga alam semesta runtuh. Ia menggambarkan masa lalu, sekarang dan masa depan dengan cara yang menakjubkan. Prof. Palmer seorang ahli kelautan di Ainerika Serikat mengatakan "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam al-Qur'an beberapa tahun yang lalu" .2
Walaupun begitu, tidak semua orang dapat memperoleh hikmah. Bagaimana pembaca bisa memahami keindahan alQur'an tanpa mengetahui ilmunya? Contoh yang paling sederhana adalah ayat 68-69 Surat Lebah atau an-Nahl, yang menceritakan aktivitas lebah "mendirikan sarang dan mencari makan".
Ayat tersebut menggunakan bentuk kata kerja femina, karena memang yang mencari makan dan membuat sarang adalah lebah betina. Lebah jantan diberi makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya.3 Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21 pun tidak tahu bagaimana cara membedakan lebah jantan dan lebah betina7 Terlebih, memahami bahwa lebah betinalah yang mencari makan, bukan sebaliknya. Jika Surat an-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja femina. Lebah jantan digambarkan oleh al-Qur'an pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.
Teknik-teknik seperti inilah yang disebut ilmuwan dengan coding isyarat-isyarat di alam semesta, atau-meminjam istilah Malik Ben Nabi 4 "tanda-tanda" atau ayat bagaikan "anak panah yang berkilauan".
"Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang dapat menerima pelajaran". (ar-Ra'd 73: 19)
Buku ini tidak ditulis untuk membahas ilmu pengetahuan dalam al-Qur'an, tetapi tentang Kitab Mulia al-Qur'an dan kodetifikasi bilangan prima. Bilangan prima ini dipercaya oleh sebagian besar ilmuwan sebagai bahasa universal dan berhubungan dengan desain kosmos. Bagi sebagian kecil ilmuwan Muslim, mereka tidak akan heran bila menemukan dalam alQur'an, ratusan struktur matematik dalam bilangan prima, khususnya prima kembar, karena sebelumnya memang telah menduga hal tersebut. Bahkan sebagian besar mufasir modern percaya bahwa al-Qur'an memuat hal-hal yang mengantisipasi masa depan, "ramalan-ramalan ilmiah" atau prophecy yang menyangkut generasi mendatang .
Untuk mendapatkan Buku ini silahkan DOWNLOAD
BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN
BUKTI KEBENARAN QURAN
Penulis : Abdullah M. al-Rehaili
Penerjemah : Purna Sofia Istianati
Penyunting : Okkie F. Muttaqie
Sampul dan isi : Aris Sunandar
Hak Penerbitan pada P A D M A
Cetakan I, Shafar 1424 H/April 2003
Sepanjang sejarah peradaban umat manusia, orang yang berilmu senantiasa menduduki posisi terhormat di tengah masyarakat. Dengan kelebihan yang mereka miliki itulah peradaban manusia bisa bergerak dari satu kondisi tertentu ke kondisi lain yang lebih baik. Sebab, berkat renunganrenungan dan tangan dingin mereka, maka berbagai rahasia alam bisa terkuak sehingga semakin mempermudah kehidupan masyarakat luas. Bahkan dengan ilmu yang mereka miliki itu dia bisa menggenggam kekuasaan di tangannya. Pahng tidak, Quran memberi contoh akan hal ini pada diri Sulaiman dan Thalut.
Namun demikian, ilmu yang terus dikembangkan para ilmuwan ini bisa menjadi malapetaka yang mengerikan bagi kehidupan dan peradaban umat manusia bila tidak ditancapkan di atas nilai-nilai moral dan agama yang benar pula. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bila berada di genggaman orang yang tidak bermoral justru digunakan untuk mencelakai dan menindas pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Mereka mengabaikan keberadaan Allah sebagai penguasa tunggal alam semesta ini, bahkan tidak sedikit yang justru mengaku dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan sang penguasa segala kehidupan. Akibatnya, kebenaran dan tata nilai kehidugan umat manusia didasarkan pada kemauan mereka semata yang menuruti hawa nafsu yang merusak fitrah kehidunan umat manusia.
Maka dari itu, agama sebagai sumber tata nilai Irehidupan umat manusia harus bisa seiring dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, lebih dari itu semua, agama sebagai sumber inspirasi dan memberi dasar-dasar dan petunjuk serta mempermudah bagi ilmuwan untuk merenung dan melakukan penelitian dan penemuan ilmiah. Maka dari itu, agama yang datang dari Alllah pasti sama ilmiahnya dengan alam semesta ini yang sama-sama. diciptakan Allah. Sehingga ajaran agama yang disampaikan para nabi dan rasul lewat wahyu pasti juga ilmiah. Dalam artian seluruh ajaran agama; baik yang membahas halhal yang indrawi maupun yang ghaib pasti ilmiah. IImiah di sini adalah logis dan masuk di akal sehat, tidak harus rasional. Maka dari itu ada sebuah ungkapan yang menyatakan: Agama itu akal, tidak beragama bagi orang yang tidak berakal.
Berdasarkan fenomena itulah, maka Allah memberi kedudukan yang khusus di hadapan-Nya pada orang yang beriman dan berilmu. Dua fakor ini, yaitu iman dan ilmu, merupakan variabel yang sangat mendasar dan vital bagi tegaknya nilai-nilai kebenaran absolut di muka bumi yang dibawa para rasul pada setiap kurun waktu dan tempat. Maka dari itu, Allah menyatakan bahwa orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (QS al-Mujadilah : 11).
Mengapa demikian? Sebab, ilmuwan yang mampu menguak berbagai rahasia alam semesta akan dengan mudah mengagumi betapa kompleks dan teraturnya segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Selain itu, para ilmuwan juga menyadari betapa luasnya alam semesta ini dan kecilnya manusia. Dengan demikian, ilmuwan yang bisa dan mau merenung akhirnya akan sampai pada satu kesimpulan betapa maha besarnya yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya, baik yang sudah terkuak maupun yang belum. Akibatnya, tatkala wahyu yang tertulis dalam kitab suci menyatakan bahwa semua ini yang menciptakan dan menguasai adalah Allah, Tuhan semesta alam, maka akan dengan serta merta mengakui dan rela tunduk patuh terhadap segala aturan Allah yang tertera dalam kitab suci dan segala aturan lainnya. Sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang yang berilmu (ulama) " (QS al-Fathir : 28).
Namun demikian, Allah juga sudah memberi isyarat bahwa ilmuwan pun banyak yang mengingkari kebenaran yang benar-benar sudah nyata yang ada di depannya. Allah memberi julukan kepada ilmuwan yang demikian ini lantaran mereka tidak mau menggunakan akal sehatnya dan hanya menuruti hawa nafsunya. Allah menegaskan hal demikian ini pada beberapa ayat Quran, antara lain:
"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal" (QS al-Baqarah : 269)
Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran"
(QS az-Zumar : 9).
"Hanyalah onang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran"
(QS ar Ra'd : 19).
Memang, fenomena demikian ini merupakan sesuatu yang ironis. Hal ini bisa terjadi karena mereka mengedepankan nafsunya sehingga muncul kesombongannya. Dalam artian mereka tidak membutuhkan pihak lain karena sudah merasa mampu berbuat banyak untuk menundukkan alam semesta ini. Keadaan demikian ini juga sudah diingatkan Allah dalam beberapa ayat, di antaranya:
"Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang sangat jahat (QS al-Hajj : 3).
"Di antara manusia ada orang orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya" (QS al-Hajj : 8).
"Tetapi orang-orang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan"
(QS ar-Ruum: 29).
"Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka" (QS al-Jaatsiyah : 17).
Buku ini membuktikan bahwa al-Quran mampu memberi inspirasi dan petunjuk pelaksanaan serta tuntunan praktis bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian di berbagai bidang disiplin ilmu. Sehingga Islam sangat kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemudahan, kebahagiaan, dan kedamaian kehidupan umat manusia. Sehingga kasus Galileo dan Socrates yang rela mati di hadapan para rohaniawan yang sekaligus sebagai penguasa demi mempertahankan kebenaran ilmiah tidak terulang lagi. Peristiwa ini membuktikan bahwa agama harus ilmiah seiring sejalan dengan alam semesta ini agar tidak terjadi tirani agama.
Untuk medapatkan buku ini silahkan DOWNLOAD disini
Penulis : Abdullah M. al-Rehaili
Penerjemah : Purna Sofia Istianati
Penyunting : Okkie F. Muttaqie
Sampul dan isi : Aris Sunandar
Hak Penerbitan pada P A D M A
Cetakan I, Shafar 1424 H/April 2003
Sepanjang sejarah peradaban umat manusia, orang yang berilmu senantiasa menduduki posisi terhormat di tengah masyarakat. Dengan kelebihan yang mereka miliki itulah peradaban manusia bisa bergerak dari satu kondisi tertentu ke kondisi lain yang lebih baik. Sebab, berkat renunganrenungan dan tangan dingin mereka, maka berbagai rahasia alam bisa terkuak sehingga semakin mempermudah kehidupan masyarakat luas. Bahkan dengan ilmu yang mereka miliki itu dia bisa menggenggam kekuasaan di tangannya. Pahng tidak, Quran memberi contoh akan hal ini pada diri Sulaiman dan Thalut.
Namun demikian, ilmu yang terus dikembangkan para ilmuwan ini bisa menjadi malapetaka yang mengerikan bagi kehidupan dan peradaban umat manusia bila tidak ditancapkan di atas nilai-nilai moral dan agama yang benar pula. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bila berada di genggaman orang yang tidak bermoral justru digunakan untuk mencelakai dan menindas pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Mereka mengabaikan keberadaan Allah sebagai penguasa tunggal alam semesta ini, bahkan tidak sedikit yang justru mengaku dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan sang penguasa segala kehidupan. Akibatnya, kebenaran dan tata nilai kehidugan umat manusia didasarkan pada kemauan mereka semata yang menuruti hawa nafsu yang merusak fitrah kehidunan umat manusia.
Maka dari itu, agama sebagai sumber tata nilai Irehidupan umat manusia harus bisa seiring dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Bahkan, lebih dari itu semua, agama sebagai sumber inspirasi dan memberi dasar-dasar dan petunjuk serta mempermudah bagi ilmuwan untuk merenung dan melakukan penelitian dan penemuan ilmiah. Maka dari itu, agama yang datang dari Alllah pasti sama ilmiahnya dengan alam semesta ini yang sama-sama. diciptakan Allah. Sehingga ajaran agama yang disampaikan para nabi dan rasul lewat wahyu pasti juga ilmiah. Dalam artian seluruh ajaran agama; baik yang membahas halhal yang indrawi maupun yang ghaib pasti ilmiah. IImiah di sini adalah logis dan masuk di akal sehat, tidak harus rasional. Maka dari itu ada sebuah ungkapan yang menyatakan: Agama itu akal, tidak beragama bagi orang yang tidak berakal.
Berdasarkan fenomena itulah, maka Allah memberi kedudukan yang khusus di hadapan-Nya pada orang yang beriman dan berilmu. Dua fakor ini, yaitu iman dan ilmu, merupakan variabel yang sangat mendasar dan vital bagi tegaknya nilai-nilai kebenaran absolut di muka bumi yang dibawa para rasul pada setiap kurun waktu dan tempat. Maka dari itu, Allah menyatakan bahwa orang beriman dan berilmu ditinggikan derajatnya.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (QS al-Mujadilah : 11).
Mengapa demikian? Sebab, ilmuwan yang mampu menguak berbagai rahasia alam semesta akan dengan mudah mengagumi betapa kompleks dan teraturnya segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Selain itu, para ilmuwan juga menyadari betapa luasnya alam semesta ini dan kecilnya manusia. Dengan demikian, ilmuwan yang bisa dan mau merenung akhirnya akan sampai pada satu kesimpulan betapa maha besarnya yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya, baik yang sudah terkuak maupun yang belum. Akibatnya, tatkala wahyu yang tertulis dalam kitab suci menyatakan bahwa semua ini yang menciptakan dan menguasai adalah Allah, Tuhan semesta alam, maka akan dengan serta merta mengakui dan rela tunduk patuh terhadap segala aturan Allah yang tertera dalam kitab suci dan segala aturan lainnya. Sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang yang berilmu (ulama) " (QS al-Fathir : 28).
Namun demikian, Allah juga sudah memberi isyarat bahwa ilmuwan pun banyak yang mengingkari kebenaran yang benar-benar sudah nyata yang ada di depannya. Allah memberi julukan kepada ilmuwan yang demikian ini lantaran mereka tidak mau menggunakan akal sehatnya dan hanya menuruti hawa nafsunya. Allah menegaskan hal demikian ini pada beberapa ayat Quran, antara lain:
"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal" (QS al-Baqarah : 269)
Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran"
(QS az-Zumar : 9).
"Hanyalah onang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran"
(QS ar Ra'd : 19).
Memang, fenomena demikian ini merupakan sesuatu yang ironis. Hal ini bisa terjadi karena mereka mengedepankan nafsunya sehingga muncul kesombongannya. Dalam artian mereka tidak membutuhkan pihak lain karena sudah merasa mampu berbuat banyak untuk menundukkan alam semesta ini. Keadaan demikian ini juga sudah diingatkan Allah dalam beberapa ayat, di antaranya:
"Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang sangat jahat (QS al-Hajj : 3).
"Di antara manusia ada orang orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya" (QS al-Hajj : 8).
"Tetapi orang-orang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan"
(QS ar-Ruum: 29).
"Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka" (QS al-Jaatsiyah : 17).
Buku ini membuktikan bahwa al-Quran mampu memberi inspirasi dan petunjuk pelaksanaan serta tuntunan praktis bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian di berbagai bidang disiplin ilmu. Sehingga Islam sangat kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemudahan, kebahagiaan, dan kedamaian kehidupan umat manusia. Sehingga kasus Galileo dan Socrates yang rela mati di hadapan para rohaniawan yang sekaligus sebagai penguasa demi mempertahankan kebenaran ilmiah tidak terulang lagi. Peristiwa ini membuktikan bahwa agama harus ilmiah seiring sejalan dengan alam semesta ini agar tidak terjadi tirani agama.
Untuk medapatkan buku ini silahkan DOWNLOAD disini
Wednesday, February 17, 2010
MUGHNI AL-MUHTAJ
MUGHNI AL-MUHTAJ juga merupakan kitab Fiqh dari kalangan Madzhab Syafi'i. Kitab yang ditulis oleh Syekh Syamsuddin Muhammad Ibn al-Khotib al-Syarbiniy ini secara rinci dan lengkap mejelaskan kitab matannya yaitu Mihaj al-Tholibin yang ditulis oleh Imam Abi Zakariyya Yahya ibn Sarf al-Nawawy al-Syafi'i. Dengan membaca kitab ini kita menjadi paham mengenai hukum Islam (Fiqh), baik 'ubudiyah maupun mu'amalah.
Untuk mendapatkanya silahkan KLIK LINK dibawah ini..
MUGHNI AL-MUHTAJ J-1
Untuk mendapatkanya silahkan KLIK LINK dibawah ini..
MUGHNI AL-MUHTAJ J-1
Tuesday, February 16, 2010
DIKTAT ULUMUL HADITS
Hadits merupakan sumber Hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an. Memahami Hadits menjadi keharusan bagi setiap muslim. Namun demikian, memahami hadits tidaklah sederhana, harus dibekali dengan beberapa beberapa kaidah yang mendukung agar pemahaman yang dihasilkan mendekati kebenaran. Oleh karena itu bagi setiap umat Islam yang mempelajari Hadits, harus mempelajari Ulumul Hadits.
Postingan ini merupakan diktat Ulumul Hadits, yang sedikit membantu dapat mempelajari Hadits.
Silahkan Download... DIKTAT ULUMUL HADITS
Postingan ini merupakan diktat Ulumul Hadits, yang sedikit membantu dapat mempelajari Hadits.
Silahkan Download... DIKTAT ULUMUL HADITS
Friday, February 12, 2010
HAWI AL-KABIR
Kitab al-Hawi al-Kabir merupakan Kitab Fiqh dari kalangan Madzhab Syafi'i, yang ditulis oleh Abi al-Hasan 'Aliyy ibn Muhammad ibn Habib al-Mawardy al-Bashry.
Kitab ini mengulas Hukum Islam secara detail, sehingga cukup baik untuk dijadikan pegangan bagi kalangan muslim dalam memahami Hukum Islam. Salah satu kelebihan kitab ini adalah ulasan Hukum Islam yang komprehensif meggunakan pendekatan istimbath hukum. Sehingga pembaca dapat megetahui Hukum Islam mulai dari dalil al-Qur'an, Hadits serta analisanya.
Kitab ii terdiri dari 18 Jilid.
Bagi yang membutuhkan, silahkan download disini...
al-Hawi al-Kabir
al-Hawi al-Kabir-muqaddimah
al-Hawi al-Kabir-1
al-Hawi al-Kabir-2
al-Hawi al-Kabir-3
al-Hawi al-Kabir-4
al-Hawi al-Kabir-5
al-Hawi al-Kabir-6
al-Hawi al-Kabir-7
al-Hawi al-Kabir-8
al-Hawi al-Kabir-9
al-Hawi al-Kabir-10
al-Hawi al-Kabir-11
al-Hawi al-Kabir-12
al-Hawi al-Kabir-13
al-Hawi al-Kabir-14
al-Hawi al-Kabir-15
al-Hawi al-Kabir-16
al-Hawi al-Kabir-17
al-Hawi al-Kabir-18
Kitab ini mengulas Hukum Islam secara detail, sehingga cukup baik untuk dijadikan pegangan bagi kalangan muslim dalam memahami Hukum Islam. Salah satu kelebihan kitab ini adalah ulasan Hukum Islam yang komprehensif meggunakan pendekatan istimbath hukum. Sehingga pembaca dapat megetahui Hukum Islam mulai dari dalil al-Qur'an, Hadits serta analisanya.
Kitab ii terdiri dari 18 Jilid.
Bagi yang membutuhkan, silahkan download disini...
al-Hawi al-Kabir
al-Hawi al-Kabir-muqaddimah
al-Hawi al-Kabir-1
al-Hawi al-Kabir-2
al-Hawi al-Kabir-3
al-Hawi al-Kabir-4
al-Hawi al-Kabir-5
al-Hawi al-Kabir-6
al-Hawi al-Kabir-7
al-Hawi al-Kabir-8
al-Hawi al-Kabir-9
al-Hawi al-Kabir-10
al-Hawi al-Kabir-11
al-Hawi al-Kabir-12
al-Hawi al-Kabir-13
al-Hawi al-Kabir-14
al-Hawi al-Kabir-15
al-Hawi al-Kabir-16
al-Hawi al-Kabir-17
al-Hawi al-Kabir-18
Subscribe to:
Posts (Atom)